Friday, 20 November 2015

LAPORAN TENTANG SEL


BAB I
PENDAHULUAN
            Sel merupakan unit terkecil dari kehidupan. Seluruh mahluk hidup tersusun atas sel.  Sel merupakan bagian atau unit terkecil dari suatu mahluk hidup yang mampu menunjukkan ciri-ciri khas kehidupan. Sebagai bagian terkecil dari mahluk hidup, sel tidak dapat lagi dibagi-bagi lagi menjadi bagian yang lebih kecil sehingga dapat menjalankan fungsinya. Metode yang semakain maju, untuk menyelidiki sel peneliti terus mengembangkan berbagai cara sehingga dapat mengetahui struktur-struktur internal sel. Sel juga dikenal sebagai unit struktural dan unit fungsional. Dikatakan unit struktural karena sel merupakan komponen-komponen penyusun jaringan tubuh semua mahluk hidup, baik uniseluler maupun multiseluler. Dikatakan unit fungsional karena di dalam selberlangsung suatu reaksi kimia dan proses hidup. Dengan adanya suatu sistem koordinasi beberapa fungsi sel tertentu akan bersatu melakukan berbagai proses dalam tubuh mahluk hidup.
            Tujuan dari praktikun pengenalan sel adalah untuk mengetahui lebih tentang sel hewan dan tumbuhan. Manfaat dari praktikum ini adalah agar praktikan mengetahui bagian-bagian sel hewan dan tumbuhan.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian sel
            Dalam biologi, sel adalah kumpulan materi paling sederhana yang dapat hidup dan merupakan unit penyusun makhluk hidup. Kebanyakan makhluk hidup tersusun atas sel tunggal, atau disebut organisme uniselular, misalnya bakteri dan amoeba. Makhluk hidup lainnya, termasuk tumbuhan, hewan, dan manusia, merupakan organisme multiselular yang terdiri dari banyak tipe sel terspesialisasi dengan fungsinya masing-masing (Campbell, 2002). Sel merupakan unit terkecil dari kehidupan. Semua organisme pada dasarnya dibentuk atau tersusun atas sel. Sebagai bagian terkecil mahluk hidup, sel tidak dapat lagi dibagi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil sehingga dapat menyelesaikan fungsinya (Sudjadi, 2005).
            Setiap organisme tersusun atas salah satu dari dua jenis sel yang secara struktur berbeda: sel prokariotik atau sel eukariotik. Kedua jenis sel ini dibedakan berdasarkan posisi DNA di dalam sel; sebagian besar DNA pada eukariota terselubung membran organel yang disebut nukleus atau inti sel, sedangkan prokariota tidak memiliki nukleus. Hanya bakteri dan arkea yang memiliki sel prokariotik, sementara protista, tumbuhan, jamur, dan hewan memiliki sel eukariotik (Campbell et al, 2002). Kebanyakan prokariota merupakan organisme uniselular dengan sel berukuran kecil (berdiameter 0,7–2,0 µm dan volumenya sekitar 1 µm3) serta umumnya terdiri dari selubung sel, membran sel, sitoplasma, nukleoid, dan beberapa struktur lain (Wheelis, 2008).
2.2. Ukuran dan bentuk sel
2.2.1. Bentuk dan ukuran sel tumbuhan
            Sel mahluk hidup mempunyai ukuran antara 10-30 mikro meter. Sel bersifat mikroskopis. Sel tumbuhan berdiameter antara 10-100 mikro meter yang dapat dilihat dibawah mikroskop (Sutrian, 2004). Bentuk dasar dari sel yang diisolasi adalah bulat seperti sel darah, sel lemak dan sel telur (Rachmat, 2007). Bentuk sel tumbuhan cenderung tetap. Hal ini terjadi karena sel tumbuhan memiliki dinding sel (Nugroho, 2006).

2.2.2. Bentuk dan ukuran sel hewan
Sel hewan bentuknya tidak tetap. Hal ini terjadi karena sel hewan tidak memiliki dinding sel (Nugroho, 2006). Ukuran sel dibatasi agar tidak tumbuh terlalu besar karena sel harus mempertahankan suatu area permukaan (membran plasma) yang memadai untuk menampung pergantian antara nutrisi dan sampah (Rachmat, 2007).




2.3. Struktur sel
           
2.3.1. nukleus
               Nukleus mengandung sebagian besar gen yang mengendalikan sel eukariota (sebagian lain gen terletak di dalam mitokondria dan kloroplas). Dengan diameter rata-rata 5 µm, organel ini umumnya adalah organel yang paling mencolok dalam sel eukariota (Campbell et al, 2002). Kebanyakan sel memiliki satu nukleus,  namun ada pula yang memiliki banyak nukleus, contohnya sel otot rangka, dan ada pula yang tidak memiliki nukleus, contohnya sel darah merah matang yang kehilangan nukleusnya saat berkembang (Sloane, 2003).

2.3.2. membran sel
            Membran sel yang membatasi sel disebut sebagai membran plasma dan berfungsi sebagai rintangan selektif yang memungkinkan aliran oksigen, nutrien, dan limbah yang cukup untuk melayani seluruh volume seL (Campbell et al, 2002). Membran sel berupa lapisan sangat tipis yang terbentuk dari molekul lipid dan protein (Alberts et al, 2002).

2.3.3. Ribosom
            Ribosom merupakan tempat sel membuat protein. Sel dengan laju sintesis protein yang tinggi memiliki banyak sekali ribosom, contohnya sel hati manusia yang memiliki beberapa juta ribosom (Campbell et al, 2002). Ribosom eukariota lebih besar daripada ribosom prokariota, namun keduanya sangat mirip dalam hal struktur dan fungsi (Alberts et al, 2002).

2.3.4. Retikulum endoplasma
            Retikulum endoplasma merupakan perluasan selubung nukleus yang terdiri dari jaringan (reticulum = 'jaring kecil') saluran bermembran dan vesikel saling terhubung. Terdapat dua bentuk retikulum endoplasma, yaitu retikulum endoplasma kasar dan retikulum endoplasma halus (Russel et al, 2011). Retikulum endoplasma kasar disebut demikian karena permukaannya ditempeli banyak ribosom (Kratz, 2009). Disebut retikulum endoplasma halus karena tidak memiliki ribosom pada permukaannya (Russel et al, (2011).

2.3.5. Badan Golgi
            Badan Golgi  tersusun atas setumpuk kantong pipih dari membran yang disebut sisterna (Russel et al, (2011). Sisi badan Golgi yang paling dekat dengan nukleus disebut sisi cis, sementara sisi yang menjauhi nukleus disebut sisi trans (Kratz, (2009).

2.3.6. vakuola
            Vakuola dimiliki oleh sel tumbuhan. Vakuola memiliki banyak fungsi lain dan juga dapat ditemukan pada sel hewan dan protista uniselular. Kebanyakan protozoa memiliki vakuola makanan, yang bergabung dengan lisosom agar makanan di dalamnya dapat dicerna (Kratz, 2009). Beberapa jenis protozoa juga memiliki vakuola kontraktil, yang mengeluarkan kelebihan air dari sel (Solomon, 2004).

2.3.7. kloroplas
            Kloroplas merupakan salah satu jenis organel pada tumbuhan dan alga yang disebut plastid (Campbell et al, 2002). Kloroplas mengandung klorofil, pigmen hijau yang menangkap energi cahaya untuk fotosintesis, yaitu serangkaian reaksi yang mengubah energi cahaya menjadi energi kimiawi yang disimpan dalam molekul karbohidrat dan senyawa organik lain (Solomon, 2004).



BAB III
MATERI DAN METODE
Praktikum Biologi dengan materi Pengenalan Sel dilaksanakan pada hari Senin, pada tanggal 3 Oktober 2011, pada pukul 15.00-17.00 WIB di Laboratorium Fisiologi dan Biokimia Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Diponegoro, Semarang.

3.1. Meteri
Materi dalam praktikum pengenalan sel adalah rambut tanaman tangkai rhoe discolor, epitel mukosa mulut dan menyediakan hati tikus (preparat awaetan) sebagai objek pengamatan. Menggunakan alat mikroskop mengamati objek dengan perbesaran menentukan sebelumnya, kaca objek dan kaca penutup sebagai tempat meletakan preparat awetan tanaman Rhoe discolor, jarum besar bertangkai sebagai alat menekan kaca objek, pinset mengambil atau mencabut tanaman Rhoe discolor dan alat tulis pencatat hasil.

3.2. Metode
Metode dalam praktikum penganalan sel adalah dengan membuat sayatan tipis pada lapisan epidermis yang telah di tetesi air dan menutupnya  dengan kaca agar tidak terjadi gelembung udara. Mengamati objek di bawah mikroskop dengan perbsaran 10x dan 40x, mengamati bagian-bagian dan menggambarkanya ke dalam buku catatan.

No comments:

Post a Comment